Orang pinggiran,…..cari sesuap nasi.

Menambah pendapatan, selain dari hasil “pabola pinang” (sistem bagi hasil dari lahan yang disewa) pertanian padi, demikian kata Aritonang dengan sederhana (anggota micro-credit ICP-Sintanauli).
Dipinggiran jalan D.I.Panjaitan Pematangsiantar, duduk menunggu pembeli sambil berkhayal suatu saat dirinya akan menjadi konglomerat atau konglomelarat, Aritonang menjual pakan ternak babi berupa ampas ubi yang diperoleh dari pabrik tapioka Bumi-sari Pematangsiantar atau Tebing Tinggi, dibeli dengan harga Rp 17.500.- perzak selanjutnya dijual dengan harga Rp 20.000.-perzak.
Penjualannya juga mengenal masa pasang surut omzet penjualan, bila produk dari pabrik berkurang maka permintaan menaik dan bisa terjual sampai 50-60 zak perhari.

Sedang bila produk pabrik berlimpah maka permintaan menjadi berkurang bahkan hanya 15-20 zak perhari.

Dimana letak kaidah ekonomi, sedang ternak tidak pernah berhenti makan ?
Kurang tahu aku Lae, Pokoknya Taradigading-dang-dong ma.
Lumayanlah, daripada,……………. kata Aritonang.

Tinggalkan komentar